Pemberdayaan Masyarakat dengan Pemanfaatan Limbah Bonggol Jagung sebagai Briket Biomassa Sebagai Upaya Keberlanjutan Lingkungan
Desa Bagor, 3 Februari 2025 – Dalam rangka meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pemanfaatan limbah pertanian sebagai sumber energi alternatif, serta sebagai bagian dari upaya keberlanjutan lingkungan, dilakukan sosialisasi mengenai Pembuatan Briket Biomassa dari Limbah Bonggol Jagung kepada masyarakat Desa Bagor.
Setelah dilakukan survei dan pengumpulan data oleh Tim KKN I Undip 2024/2025 di Desa Bagor, ditemukan bahwa limbah bonggol jagung banyak terbuang begitu saja tanpa dimanfaatkan lebih lanjut. Minimnya informasi mengenai pengolahan limbah ini menyebabkan kurangnya kesadaran masyarakat terhadap potensi bonggol jagung sebagai sumber energi alternatif. Oleh karena itu, diperlukan langkah edukasi yang dapat membantu warga memahami manfaat dan teknik pembuatan briket biomassa dari limbah pertanian ini.
Briket biomassa dari limbah bonggol jagung memiliki banyak keunggulan, di antaranya sebagai bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan dan efisien. Selain itu, pemanfaatan briket ini juga dapat mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap bahan bakar konvensional yang lebih mahal. Namun, salah satu tantangan yang dihadapi dalam implementasi pemanfaatan briket biomassa ini adalah kurangnya akses informasi dan keterbatasan sarana untuk produksi skala besar.
Sebagai langkah awal, dilakukan penyuluhan mengenai proses pembuatan briket biomassa kepada masyarakat. Penyuluhan ini mencakup tahapan pengolahan limbah bonggol jagung, teknik pencampuran dengan bahan perekat alami, hingga proses pencetakan dan pengeringan briket. Masyarakat juga diberikan pemahaman mengenai manfaat ekonomi dan lingkungan dari penggunaan briket biomassa ini.
Tahapan Pembuatan Briket Biomassa dari Bonggol Jagung
-
Pengumpulan dan Pengeringan Bonggol Jagung
-
Bonggol jagung yang sudah tidak terpakai dikumpulkan dari area pertanian.
-
Bonggol dijemur di bawah sinar matahari selama beberapa hari hingga kadar airnya berkurang untuk memudahkan proses selanjutnya.
-
Pembakaran Bonggol Jagung
-
Bonggol jagung yang sudah kering kemudian dibakar hingga menjadi arang.
-
Proses ini dilakukan untuk meningkatkan daya bakar briket dan mengurangi kadar zat yang tidak diinginkan.
-
Penghancuran Bonggol Jagung
-
Kemudian arang bonggol jagung dihancurkan menggunakan mesin pencacah atau secara manual dengan alat tumbuk hingga menjadi serbuk kasar.
-
Semakin halus serbuk arang bonggol jagung, semakin baik kualitas briket yang dihasilkan.
-
Pencampuran dengan Bahan Perekat
-
Serbuk arang bonggol jagung yang telah dihaluskan dicampur dengan bahan perekat alami berupa campuran tepung kanji dan air yang telah dimasak hingga kental.
-
Perbandingan ideal antara serbuk arang bonggol jagung dan perekat adalah sekitar 90:10 untuk memastikan briket dapat merekat dengan baik dan tidak mudah hancur.
-
Pencetakan Briket
-
Campuran serbuk arang bonggol jagung dan perekat kemudian dicetak menggunakan cetakan briket manual atau mesin pencetak.
-
Bentuk briket dapat disesuaikan, baik dalam bentuk silinder, kubus, maupun tablet, sesuai dengan kebutuhan penggunaannya.
-
Pengeringan Briket
-
Briket yang telah dicetak kemudian dijemur di bawah sinar matahari atau dikeringkan dengan oven pada suhu sekitar 60-80°C selama beberapa jam hingga kadar airnya berkurang.
-
Proses pengeringan ini penting untuk meningkatkan daya bakar briket dan menghindari pertumbuhan jamur.
-
Penyimpanan dan Penggunaan
-
Briket yang sudah kering disimpan di tempat yang kering dan terlindung dari kelembaban.
-
Briket siap digunakan sebagai bahan bakar alternatif untuk keperluan memasak atau industri rumahan.
Dengan adanya program edukasi “Pembuatan Briket Biomassa dari Limbah Bonggol Jagung” di Desa Bagor, diharapkan masyarakat dapat lebih sadar akan potensi limbah pertanian yang selama ini terabaikan. Program ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan warga dalam mengolah limbah menjadi produk yang lebih bernilai, sekaligus mendukung keberlanjutan lingkungan melalui energi alternatif.
Pada program ini, sasaran utama adalah warga dan kelompok tani di Desa Bagor. Program ini dijalankan dengan metode penyuluhan interaktif dan praktik langsung pembuatan briket. Selain itu, masyarakat juga diberikan edukasi mengenai pentingnya inovasi energi berbasis limbah pertanian dan peluang ekonomi yang dapat dikembangkan dari produksi briket biomassa.
Dalam pelaksanaan program ini, penyuluhan dilakukan dengan metode sosialisasi dan demonstrasi. Kegiatan ini mendapatkan respons positif dari masyarakat, terutama dari kelompok tani yang tertarik untuk menerapkan teknologi ini dalam kehidupan sehari-hari.
Dosen Pembimbing: Fathimah Kurniawati, S.E., M.Ec.Dev.
Lokasi KKN: Desa Bagor, Kecamatan Miri, Kabupaten Sragen
Adik
23 September 2022 09:44:35
Pertandingan Yang sangat Seru :)...